BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

ME?

ME?

Followers

Saturday, July 24, 2010

::Who Do You Love::

John Blanchard stood up from the bench, straightened his Army uniform, and studied the crowd of people making their way through Grand Central Station. He looked for the girl whose heart he knew, but whose face he didn't, the girl with the rose. His interest in her had begun thirteen months before in a Florida library. Taking a book off the shelf he found himself intrigued, not with the words of the book, but with the notes penciled in the margin. The soft handwriting reflected a thoughtful soul and insightful mind.
In front of the book, he discovered the previous owner's name, Miss Hollis Maynell. With time and effort he located her address. She lived in New York City. He wrote her a letter introducing himself and inviting her to correspond. The next day he was shipped overseas for service in World War II

During the next year and one-month the two grew to know each other through the mail. Each letter was a seed falling on a fertile heart. A Romance was budding. Blanchard requested a photograph, but she refused. She felt that if he really cared, it wouldn't matter what she looked like.

When the day finally came for him to return from Europe, they scheduled their first meeting - 7:00 pm at Grand Central Station in New York.

"You'll recognize me, " she wrote, "by the red rose I'll be wearing on my lapel." So at 7:00 he was in the station looking for a girl whose heart he loved, but whose face he'd never seen.

I'll let Mr. Blanchard tell you what happened: A young women was coming toward me, her figure long and slim. Her blonde hair lay back in curls from her delicate ears; her eyes were blue as flowers. Her lips and chin had a gentle firmness, and in her pale green suit she was like springtime come alive. I started toward her, entirely forgetting to notice that she was not wearing a rose. As I moved, a small, provocative smile curved her lips. "Going my way, sailor?" she murmured. Almost uncontrollably I made one step closer to her, and then I saw Hollis Maynell. She was standing almost directly behind the girl. A women well past 40, she had graying hair tucked under a worn hat. She was more than plump, her thick-ankled feet thrust into low-heeled shoes. The girl in the green suit was walking quickly away. I felt as though I split in two, so keen was my desire to follow her, and yet so deep was my longing for the women whose spirit had truly companioned me and upheld my own.

And there she stood. Her pale, plump face was gentle and sensible, her gray eyes had a warm and kindly twinkle. I did not hesitate. My fingers gripped the small worn blue leather copy of the book that was something precious, something perhaps even better than love, a friendship for which I had been and must ever be grateful.

I squared my shoulders and saluted and held out the book to the women, even though while I spoke I felt choked by the bitterness of my disappointment. "I'm Lieutenant John Blanchard, and you must be Miss Maynell. I am so glad you could meet me; may I take you to dinner?"

The women's face broadened into a tolerant smile. "I don't know what this is about, son," she answered, "but the young lady in the green suit who just went by, she begged me to wear this rose on my coat. And she said if you were to ask me out to dinner, I should go and tell you that she is waiting for you in the big restaurant across the street. She said it was some kind of test!"

It's not difficult to understand and admire Miss Maynell's wisdom. The true nature of a heart is seen in it's response to the unattractive. "Tell me whom you love," Houssaye wrote, "And I will tell you who you are."

Saturday, July 3, 2010

ErTi CiNTa

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada di sisi kita.
Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Kerana Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta …
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mahu mencuba.
Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan di benakmu itu sekarang selagi ada hayatnya. INGAT CERITA “LOVE IS CINTA!”
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurnia tersebut.
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu menjadi emas, keruh menjadi hening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk mengetahui baahwa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan kerana perginya tanpa berkata lagi.
Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.
Hati-hati dengan cinta, kerana cinta juga dapat membuat orang sihat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.
Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan di dalamnya dan kemungkinan apa yang kamu benci tersimpan kebaikan di dalamnya.
Cinta kepada harta ertinya bakhil, cinta kepada perempuan ertinya alam, cinta kepada diri ertinya bijaksana, cinta kepada mati ertinya hidup dan cinta kepada Tuhan ertinya Takwa.
Lemparkan seorang yang bahagia dalam percintaan ke dalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan. Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.
Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.
Cinta adalah keabadian … dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki. Tetapi jika ianya pahit, lupakanlah segera!!
Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta kerana cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh mata kasar, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.
Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak mengubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temui didalam dirinya.
Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir